Selasa, 19 Agustus 2008

Duka Legenda Lintas Sumatera



Pada Tanggal 19-8-2008 di daerah Madiun,bis ALS (Antar Lintas Sumatera) terbakar,di duga akibat konslet pada mesin yang sudah tua.....
Miris hati ini membaca berita ini,bis yang memiliki trayek terjauh se Indonesia ( Aceh - Jember) terbakar karena mesin yang sudah sulit bernafas.
Masih teringat segar ketika setiap perantau dari sumatera utara,istilahnya anak Medan (walau engg selalu dari Medan)sangat bangga dengan bis ini yang konon mulai beroperasi di akhir dekade 60an,dari bis klasik sampai Mercy ,berubah warna dari merah sampai biru,dari jalan masih tanah sampai aspal.wew
Bagaimana nasib ALS bisa sampai begini ?
Beberapa tahun terakhir bisnis transportasi darat memang sedang surut,berawal dari murahnya tiket pesawat,persaingan dengan armada baru dari pulau jawa yang trayeknya sampai Pekan Baru.Tapi ALS masih bisa beroperasi walau kalau kita browsing banyak di artikel koran online yang berisi keluhan sopir,toke,penumpang bahkan yang melihat! bis yang di pakai mulai uzur dan biaya operasi terlalu tinggi.
Kita semua terlebih anak Medan,tentu tidak mau ALS bernasib sama seperti bis sezamannya seperti ANS(yang cuma beroperasi lokal sekarang),Makmur(cuma sampai Palembang),Sampagul (entah masih atau tidak),Korona(yang berubah jadi AKDP),dan masih banyak lagi.Tentu tidak ingin!
Besar harapan agar manajemen ALS sekarang lebih perduli dengan kondisi armadanya,karena mimpi anak Medan diperantauan bisa tetap bisa bangga dan menikmati pulang kampung dengan bis tercinta ini,menikmati jalan lintas sumatera yang berbelok dan banyak rampok,gaya khas supir dengan kopi sebotol aqua besar dan rokok samsunya,terlebih yang selalu diingat penumpang adalah ALS selalu berhenti waktu subuh untuk memberi kesempatan penumpang sholat subuh ,karena subuh tidak bisa di jamak.
Ayo ALS bangkit dan jadilah penguasa lintas sumatera lagi,kami anak Medan selalu bangga dengan Legenda dan sejarahmu

Rabu, 06 Agustus 2008

Kerja Kantoran Bunuh Anda Pelan-Pelan?

Bekerja di belakang meja sepertinya lebih aman ketimbang harus berjibaku di lapangan atau proyek konstruksi. Namun jangan salah! Kerja di kantor yang nyaman dengan duduk berlama-lama di depan komputer atau laptop bisa membunuh Anda pelan-pelan.

Hal yang paling diwaspadai dari dampak pola kerja sedentari atau kurang aktif ini adalah meningkatnya kemungkinan mengalami risiko pembekuan pembuluh vena dalam (Deep Vein Thrombosis/DVT) hingga dua kali lipat.

Professor Richard Beasley dari Wellington Hospital di Selandia Baru seperti dilansir The Sun, menyatakan bahwa ancaman bahaya akan menghampiri Anda bila kerja delapan jam tiap hari dengan hanya berkutat di sekitar meja atau menghabiskan tiga jam berturut-turut dengan sekedar duduk mengoperasikan laptop.

Kasus DVT biasanya sering dikaitkan dengan penerbangan jarah jauh yang memerlukan waktu berjam-jam. Pembekuan darah terjadi di pembuluh vena dan biasanya pada bagian betis. Jika pembekuan ini tidak dicairkan dengan obat pengencer darah, biasanya akan pecah dan terbawa ke paru-paru dan berujung pada emboli paru-paru yang mematikan.

Beasley menganjurkan pekerja kantoran untuk rutin melakukan peregangan otot untuk mempertahankan kelancaran aliran darah. Sebuah riset di Italia pun mengindikasikan peregangan dan relaksasi menurunkan kasus sakit kepala para karyawan hingga 40 persen.

Risiko lain yang mengintai para pekerja kantoran adalah bakteri dan virus mematikan yang berada di tempat kerja. Permukaan dan sela-sela keyboard komputer bisa menjadi sumber penyakit karena menyimpan kuman berbahaya yang jumlahnya bahkan mungkin melebihi kloset di kamar mandi Anda.

Sebuah penelitian di Inggris belum lama ini melaporkan beberapa keyboard di sebuah perkantoran LIMA KALI menyimpan lebih banyak jumlah kuman ketimbang sebuah kamar kecil. Penelitian ini diungkap seorang ahli yang disewa oleh Majalah Which?Computing di mana mereka menemukan beragam jenis bakteri berbahaya seperti Escherichia coli, coliform, staphylococcus aureus yang menyebabkan beragam infeksi mulai dari masalah diare, kulit hingga radang paru-paru atau pneumonia.

Bakteri juga tidak hanya sembunyi di keyboard namun juga pada meja, telepon dan alat lain. Peneliti dari University Of Arizona menyatakan keyboard masih cukup bersih ketimbang kursi yang duduki. Para ahli mikrobiologi menemukan sebuah kursi bisa menyimpan 10 juga mikroba, sedangkan rata-rata sebuah kantor bisa menyimpan 20.000 mikroba pada setiap permukaan 1 inci persegi. Begitu banyaknya jumlah mikroba ini tentu tidak terlepas dari kebiasaan buruk karyawan dalam memperlakukan tempat kerja.

  • Sindrom Mata

Selain pembekuan darah dan mikroba, ancaman lainnya adalah sindrom mata akibat komputer yang baru-baru ini diperingatkan American Optometric Association. Gejala sindrom ini adalah mata perih, sensitif terhadap cahaya, nyeri di leher dan punggung.

Dr Kent Daum, dari Illinois College Of Optometry di Chicago mengatakan: “Bekerja di depan komputer membuat mata bekerja keras karena tuntutan pergerakan mata dan fokusing yang baik. Re-focusing menyebabkan stres pada otot mata yang bisa berakibat pada gangguan mata.

  • Kerusakan Paru-paru

Hal lain yang juga dicemaskan adalah bahaya Printer Laser terhadap kesehatan paru-paru karyawan. Peneliti dari Australia’s Queensland University Of Technology menemukan dampak alat ini mirip asap rokok. Satu dari tiga printer yang diteliti mengeluaran semacam partikel merugikan. Partikel ini bisa terhirup dan masuk paru-paru dan memicu masalah pernafasan.

Di samping laser printer, asap elektronik juga bisa menjadi ancaman. Tim ahli dari London’s Imperial College menyatakan medan listrik yang timbul dari alat-alat kantor bisa memicu sakit kepala dan masalah lainnya.

Salah satu peneliti, Keith Jamieson, menjelaskan : “Medan listrik punya pengaruh kuat terhadap udara. Itulah sebabnya di belakang monitor komputer selalu dikotori debu. Hal sama juga berlaku pada kulit dan paru-paru manusia. Ini dapat meningkatkan penyerapan racun yang harus dinetralisir tubuh,” paparnya.

Yang terakhir, ancaman di tempat kerja adalah Sick Building Syndrome. Menurut WHO, gejalannya adalah iritasi pada mata , hidung dan tenggorokan, selain juga pusing dan sakit kepala. Hal ini dapat terjadi akibat buruknya ventilasi, tingginya temperatur dan buruknya pencahayaan.